A directory

Buku Disiplin Positif, Panduan Membersamai Anak pra Aqil Baliqku

10 komentar

 

Judul buku disiplin positif

Jika mendengar kata disiplin apa yang ada dibenak pembaca? Saya langsung terbayang segala sesuatu yang sesuai aturan, jika melenceng dari itu artinya melanggar disiplin dan layak dihukum. Buku disiplin positif ini ternyata membuyarkan bayanganku, tidak sekaku itu dan tidak selalu identik dengan hukuman ternyata.

Tahapan Mendidik Anak Menurut Ali bin Abi Thalib


Pengalaman membersamai anak-anak yang terbilang banyak, meski tiap anak tidak berbeda namun ada titik kesamaan dimana ujian terberat adalah masa pra aqil baliq sampai masa baliq tiba yaitu saat usia diatas 7 tahun hingga 14 tahun. Masa ini merupakan masa peralihan menuju dewasa, ada banyak perubahan baik itu fisik, biologis maupun psikologis. Sementara anak sendiri tak menyadari hal itu, sehingga sering bersikap tidak jelas yang kadang menguras emosi kita.

Dalam mendidik anak, seperti yang dicontohkan Sayidina Ali bin Abi Thalib, beliau membagi masa pengasuhan anak menjadi tiga bagian

Tujuh tahun pertama (0-7 tahun ) : anak diibaratakan raja. Pada fase ini, anak diperlakukan seperti raja, masih dilayani ketika ia membutuhkan pelayanan meski tidak dimanjakan tapi sembari dilatih untuk mandiri.

Tujuh tahun kedua (7-14 tahun) : anak ibarat tawanan. Saat dimana anak diperlakukan sebagaimana tawanan. Ada aturan yang harus ditaati. Di fase ini disipilin sudah harus dijalankan. Sholat misalnya, diperbolehkan memukul anak ketika anak lalai dalam sholatnya. Meski harus digarisbawahi dengan tebal bahwa memukul itu tidak identik dengan kekerasan tetapi tetap dengan kelembutan dan tujuannya untuk menumbuhkan rasa tangungjawab terhadap disiplin pada anak.

Tujuh tahun ketiga (14-21) : tahun ibarat sahabat. Jika fase sebelumnya lancar maka pada fase ini beban pengasuhan akan banyak berkurang, enteng lah gitu. Anak sudah tahu konsekuensi setiap pilihannya karena ia sudah dewasa.

Dari pembagian ini, terlihat betapa krusialnya fase kedua dalam pendidikan anak sehingga diibaratkan tawanan. Karenanya menegakkan disiplin pada fase kedua ini harus dan tidak bisa ditawar lagi. Nah bagaimana cara menciptakan karakter baik disiplin ini?

Review Buku Disiplin Positif


Judul panjang dari buku ini adalah 7 prinsip disiplin welas asih tanpa hadiah dan hukuman. Wah kok bisa ya? Selama ini bayangan kita menegakkan disiplin dengan hukuman. Ternyata memang hadiah dan hukuman itu dua hal yang sudah cukup lama mewarnai dunia pendidikan anak-anak kita. 

Buku ini akan membuka mata kita sebagai pendidik maupun orang tua bahwa anak-anak itu adalah makhluk dengan sistem “thinking” . Ketika hadiah sebagai balasan keberhasilan atau hukuman diterapkan sebagai balasan pelangaran maka kita turut serta mematikan proses berpikir anak-anak. Kita menumpulkan otak anak sehingga layaknya mengasuh kerbau. Sudah seharusnya hadiah dan hukuman berevolusi menjadi dukungan dan konsekuensi.


Identitas buku disiplin

Identitas buku


Judul buku : 7 Prinsip Disiplin Positif
Penulis : Irfan Amalee
Tahun terbit : Cetakan kedua Agustus 2020
Tebal halaman : vi +116 halaman

Cara mendapatkan buku ini


Buku ini tidak dijual bebas di toko buku melainkan dijual secara online baik melalui aplikasi jual beli online maupun langsung ke penerbit. Saya mendapatkan buku ini melalui toko buku online Senampan Book Parenting yang banyak menyediakan buku-buku parenting. Selain diterbitkan dalam bentuk cetakan fisik, juga dalam bentuk ebook.

Ketika membeli buku ini selain mendapat buku disiplin dalam cetakan fisik, kita juga akan mendapatkan bonus 6 Ebook berupa :
  1. Kurikulum wajib pendidik abad 21
  2. Diary ibadah harianku
  3. Diary menemukan diri
  4. Aku cerdas finansial
  5. Proposal hidupku
  6. Adabul yaumiah : Panduan menjalani hari

Masih ada lagi bonusnya selain ebook, ada buku cerita anak yang berjudul : Misi Menjinakkan 5 Binatang. Dan satu lagi sebuah poster protokol disiplin yang bisa ditempel di dinding berisi prilaku anak, reaksi, respon serta seharusnya tindakan orang tua. Komplit banget.

“Buku ini membantu memahami konsep disiplin positif (dan miskonsepsinya). Uraiannya mudah dicerna, dilengkapi contoh yang bisa langsung dicoba. Saya yakin bisa mendorong guru serta orang tua untuk mengubah praktik mendidik,agar anak-anak kita lebih berdaya!" ---- Najelaa Shihab ( Sekolah Cikal

Isi buku


Buku ini terdiri dari enam bab utama selain pendahuluan, profil penulis dan daftar pustaka. Bab utama ini terdiri dari :
  1. Kesadaran internal bukan kendali dari luar
  2. Konsekuensi logis bukan hukuman
  3. Dukungan bukan hadiah
  4. Koneksi sebelum koreksi
  5. Memahami bukan menghakimi
  6. Mengendalikan diri bukan mengendalikan orang lain
  7. Lembut sekaligus tegas

Dari bab yang ada kebayang kan isi bukunya seperti apa. Yang jelas setiap bagian buku ini bukan hanya berisi uraian teori yang kalau kita baca “Ah gampang , hanya teori. Prakteknya, tak semudah itu Rudolfo”. Namun, buku ini aplikatif sekali bahkan bisa langsung dipraktikan.

Sebelumnya penulis akan menyampaikan cerita atau studi kasus, lalu ada poin inti berupa teori dan pembahasan prinsip yang akan dibahas. Selanjutnya ada tips praktis yang bisa dilakukan sehari-hari. Tak lupa penulis menyampaikan data, fakta dan hasil riset pendukung untuk memperkuat poin bahasan. Lalu ada lembar kerja yang bisa digunakan untuk latihan dan mempraktekkan prinsip yang sudah dipelajari. Dan terakhir ada media pendukung seperti film, poster, link, dan media yang bisa digunakan pada penerapan disiplin.

Kelebihan dan kekurangan buku

Kelebihan buku ini


Selain berbeda dengan buku parenting lainnya yang kebayakan berupa teori, kelebihan buku ini:
  1. Membongkar 7 kesalahpahaman mendasar tentang kedisiplinan dalam praktek pendidikan maupun pengasuhan.
  2. Menyajikan 7 prinsip disiplin positif yang akan mengubah cara pandang dan praktek dalam mendidik anak maupun siswa
  3. Menjawab kebingungan sekolah dan orang tua dalam menghadapi berbagai permasalahan umum seputar kedisiplinan di sekolah dan rumah
  4. Mudah dipahami karena disertai cerita menarik, contoh praktik yang sudah terbukti, diperkuat riset, dan dilengkapi dengan lembar kerja
  5. Cocok untuk orang tua, guru dan bisa diterapkan di rumah, sekolah maupun pesantren.

Kekurangan buku ini:

Meski cukup bagus sebagai panduan menegakkan disiplin bagi orang tua dan guru, sayangnya buku ini belum berISBN sehingga tidak terindex dalam kalatog perbukuan nasional.Selain itu kualitas cetakan juga masih kurang bagus, sekalipun pada bagian isi cukup jelas dan hanya pada bagian belakang yaitu profil penulis dan daftar pustaka yang sudah buram dan tidak bisa dibaca lagi.

Penutup


Menegakkan disiplin itu harus, tapi bukan dengan cara kekerasan ala-ala sekolah militer, upss. Sebagai makhluk yang berpikir, anak punya kemampuan untuk memahami apakah ia memilih melakukan dengan alasan atau tidak. Dalam agama kita pun, menegakkan disiplin ada tahapannya. Jadi sudah selayaknya kita sebagai orang tua maupun guru mulai terbuka dan berubah, dengan disiplin positif, anak akan suka rela berkarakter baik tanpa paksaan dimanapun adanya, baik sendiri maupun beramai.





Tami Asyifa
Seorang ibu dengan 7 anak, saat ini sedang menikmati menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya tapi tetap produktif. Pendidikan dan literasi adalah bidang yang menarik baginya.

Related Posts

10 komentar

  1. Haishh kereen banget review buku nya

    Dan pastinya karena buku ini juga keren sarat ilmu dan buat emak-emak macam aku perlu banget mendisiplinkan anak sejak kecil

    Nice share kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah mampir dimari. Semangat menjadi orang tua yang lebih baik.

      Hapus
  2. Wah cocok banget nih buku, punya beberapa buku parenting di rumah nyatanya juga butuh proses untuk bisa mengaplikasikan isinya. Kira-kira berapa budget untuk buku ini bunda Tami? tertarik nih ..

    BalasHapus
  3. Waah menarik banget bukunya, selama ini kadang berpikir kalau disiplin ya harus keras, padahal enggak ya bu

    BalasHapus
  4. Wuih menarik nih bukunya. Masukin wish list aah. Meski nggak tahu kapan dicheck out, wkwk. Mengingat banyak buku yang baru dibaca selembar dua lembar lalu mandheg.

    BalasHapus
  5. Kayanya cocok nih buat anak saya yang sedang menginjak usia 9 tahun, bentar lagi menuju usia balig, harus banget dipersiapkan

    BalasHapus
  6. Waah jadi penasaran pingin beli dan baca juga deh bund... Bisa dibisiki belinya dimana?

    BalasHapus
  7. Duh, nggak gampang ya mendidik anak itu memang. Alhamduliah ada buku buku bagus macem gini, membantu banget nih.

    BalasHapus
  8. Minat ih...anak saya di fase kedua ini dan sejak daring kan susah banget mendisiplinkannya. Kalau dulu punya partner guru yang bisa mengingatkan di sekolah, sekarang hanya ortu aja

    BalasHapus
  9. Aku tertarik buat baca bukunya. Biar lebih paham lagi tentang mengajarkan disiplin pada anak yang ga harus selalu keras

    BalasHapus

Posting Komentar