A directory

Pesta Buku Antarabangsa Kuala Lumpur dari Buku Hingga Puisi


Setelah keseruan tujuh destinasi saat city tour sehari sebelumnya. Ada agenda yang ingin kami datangi. Sebelum berangkat teman seperjalanan kami sudah mengabarkan saat kami ke Kuala Lumpur nanti akan ada Pesta Buku Antarbangsa Kuala Lumpur (PBAKL) ke 40. Seru juga menikmati pesta buku di Malaysia, kapan lagi ada kesempatan seperti ini.

Bayanganku sih biasa aja kayak pameran buku di Indonesia juga. Atau paling tidak kayak bazar buku Internasional Big Bad Wolf (BBW) di Jakarta atau kota besar di Indonesia yang tahun ini diadakan kembali pada 26 Mei sampai 5 Juni kemarin di ICE BSD Tangerang Selatan kemarin. Meski aku sendiri belum pernah datang di BBW yang konon merupakan bazar buku terbesar dengan 50 ribu buku yang 40 persen terbitan Indonesia dan sisanya Internasional. Namun, rasa penasaran membuatku antusias dengan rencana menghadiri pesta buku ini.

Terlebih, ketika ngobrol dengan Anis, perempuan Malaysia yang menyambut kedatangan kami kemarin. Saat berkenalan dan menceritakan aktivitasnya sebagai pemilik GadisBuku, aku tergelitik bertanya:

" Gimana minat membeli buku di sini? "

"Kita lihat di pesta buku besok, " ujarnya. "Disini itu surganya penerbit dari Indonesia. "

"Wah jadi penasaran… ! "

Lalu salah satu teman penulis menimpali. Teman ini sudah sering berinteraksi dengan para penulis dan penyair Malaysia.

"Di sini ini minat bacanya tinggi. Anak SD saja bacaannya buku sastra yang di Indonesia anak SMA aja belum tentu sudah membacanya. "

Seketika aku teringat hasil tes PISA Indonesia yang berada di urutan bawah. Ah pantas saja, meski sejauh ini aku tetap nggak rela anak Indonesia dicap bodoh. Hanya kurang literat barangkali. Kecerdasan kan majemuk, masih percaya anak Indonesia cerdas di bagian lain. Ah apa sih serius amat. 

Keseruan Pesta Buku Antarbangsa Kuala Lumpur


Akhirnya kami hadir juga di pesta buku antarbangsa yang diselengarakan di Pusat Dagang Dunia Kuala Lumpur (WTCKL) di Dewan Tun Abdul Razak Kuala Lumpur. Acara tahunan ini sudah berlangsung selama 40 kali, merupakan gawean Kementerian Pendidikan Malaysia melalui Majelis Buku Kebangsaan Malaysia yang bekerja sama dengan enam persatuan industri buku Malaysia.

Panitia menargetkan 1,3 juta pengunjung selama acara ini dan pada hari pertama saja tercatat 73,620 pengunjung. Wow ramai sekali, terlihat sebagian besar wajah-wajah anak muda usia sekolah. Di tangan mereka nampak tas berisi buku, tidak hanya satu, lebih. Pantas saja jalanan ke arah Dewan Tun Abdul Razak sampai macet. Sepanjang jalan berderet mobil terparkir. Pengunjung berjubel hingga pintu masuk mall dan bagian depannya. Tua muda antusias mengunjungi pesta buku, karena selain sebagai ajang berniaga buku, juga ada banyak acara lainnya seperti seminar, peluncuran buku, dan berbagai pentas. Panitia menyediakan 3 panggung.

Panggung pagelaran di Pesta Buku 


Antusiasme penyelenggaraan pesta buku ini sudah digaungkan sejak jauh hari. Pemerintah ingin agar geliat perbukuan di negeri ini kembali seperti sedia kala sebelum pandemi melanda. Segala yang berkaitan dengan buku dan penerbitan difasilitasi dalam acara ini. Ada 3 panggung antara lain :

Pentas Utama

Pentas utama adalah panggung utama yang ada di aras 2 dekat dengan ruang pendaftaran. Disini tempat peresmian, workshop juga peluncuran buku dan acara lainnya.

Bilik Kuala Lumpur

Bilik Kuala Lumpur, ada di aras 5 tempat acara dan seminar dengan narasumber penulis dan para ahli di bidang sastra dan kepenulisan.

Ruang Mandiri

Ruang mandiri, adalah tempat para penulis dengan penerbitan mandiri, bengkel kepenulisan dan ilustrasi mandiri.

Dari booth ke booth hingga pentas baca puisi


Kami pun masuk ke dalam gedung dari ujung ke ujung dari lantai terbawah sampai yang paling atas penuh dengan booth-booth buku dari berbagai penerbit. Kawan-kawan penulis Indonesia juga banyak yang membuka booth di pesta buku ini. Salah satunya booth Tony Trax Hernanto di aras 4, penulis komik Pejuang Liburan, Real Masjid, Geng Motor, Generasi Terbaik, Fii amanilah serta Toti dan Loqi. Komik Pengen Jadi Baik juga ada lho di sini.

Setelah puas mampir ke beberapa booth akhirnya kami merapat Laman Santai Seni tepat di depan pintu masuk, yang merupakan ruang mandiri. Ada banyak acara di ruang ini beberapa penulis dan penyair yang menerbitkan buku mandiri atau indie kalau di Indonesia membuka lapak dan menyajikan berbagai acara seperti pembacaan puisi, tukar buku, wawancara dengan penulis, penyair dan sastrawan, membuat ilustrasi dan animasi, menggambar sketsa dan lainnya. Beberapa penyair di ruang ini mengundang kami untuk membacakan puisi karya mereka. Wah tantangan nih, mumpung nggak ada yang kenal, pede aja lagi membaca puisi di panggung pesta buku Malaysia.

Satu puisi karya penyair kawakan Ladin Nuami sukses membuatku hanyut dalam kalimat-kalimat magisnya. Doa Bundo judulnya. Persembahan seorang bunda yang akan melepaskan anak terkasihnya pergi menuntut ilmu.

Kok Pas banget, serasa mewakili perasaanku terhadap bungsu yang sebentar lagi akan pergi meninggalkan rumah menuju asramanya di Jawa.

Puisi Doa Bundo yang mengharukan

Sebagai penghormatan atas kehadiran kami dari Indonesia, para penulis puisi di ruang mandiri ini meminta kami membacakan karya mereka. Diawali dengan teman kami yang membaca puisi Bunga, lalu aku pun ikut serta. Karena grogi langsung buka buku dan nemu puisi singkat. Begitu selesai eh ternyata puisinya sama dengan yang dibaca teman. Akhirnya diminta mengulang lagi dengan judul yang berbeda. Setelah mencari-cari menemukan judul Doa Bundo.

Belum terbayang isinya apa, lha tahu aja baru ini. Langsung deh dibaca. Begitu membaca, lho kok sama isi puisi ini dengan isi hati. Langsung penghayatan tanpa dibuat-buat, sampai menitikan air mata. Doa Bundo ini bercerita tentang doa yang ibu berikan kepada anak yang akan pergi menuntut ilmu. Sang anak akan melanjutkan sekolah dan jauh dari ibunya. Sebuah perpisahan yang berat tapi mulia. Agar sangat anak tumbuh menjadi seorang yang berilmu.

Juli tahun ini aku pun akan melepaskan bungsu pergi melanjutkan sekolahnya di sebuah asrama di Jawa. Berat, tapi harus dilakukan agar kelak ia menjadi orang yang berilmu, mandiri dan kuat. Seorang bunda hanya bisa mendoakan agar anaknya bisa meraih apa yang dicita-citakan meski harus menahan rindu dan melapangkan dada melepas kepergiannya.

Baca puisi Doa Bundo di depan anaknya, dengan penuh penghayatan ini semoga menggugah kesadarannya bahwa kepergiannya nanti membawa kasih dan sayang juga sebuah kepercayaan yang akan dia jaga hingga kelak usai masa belajarnya.

Penutup


Minat terhadap buku di negeri ini masih sangat besar, terbukti dengan adanya Pesta Buku Antarbangsa Kuala Lumpur yang ke 40 ini sukses dengan pengunjung yang melebihi tahun sebelumnya. Bangga bisa melihat aktivitas kepenulisan dan perbukuan di Malaysia. Semoga Indonesia juga ya.

Tami Asyifa
Seorang ibu dengan 7 anak, saat ini sedang menikmati menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya tapi tetap produktif. Pendidikan dan literasi adalah bidang yang menarik bagiku.

Related Posts

Posting Komentar