A directory

Selulitis Pedis, Pelajaran dari Sebuah Luka

10 komentar

Luka itu bisa, anak laki-laki ini, begitu ujarannya ketika jatuh saat bermain. Namun, selulitis pedis bukan sekedar rangkaian kata yang baru di telinga kami tapi juga pelajaran dari sebuah luka.

Sebagai anak homeschooling, hingga usia 7 tahun, bungsu kami hampir 24 jam bersama saya. Dan setiap sore kami keluar rumah untuk jalan-jalan atau bermain di sekitar rumah, taman bermain, juga lapangan golf di samping komplek. Namun, sejak kami mutasi ke kota lain, saya mendorongnya untuk bergaul dengan teman-teman di sekitar rumah dinas kami.

Syukur, tak perlu waktu lama ia pun mampu beradaptasi dan bersosialisasi meski berita baik ini sedikit menyisakan rasa gamang. Di sisi sosialisasi, baik baginya bergaul dengan segala usia dan kalangan, juga bermain dengan teman-teman baru dengan pengalaman baru yang berbeda dari sebelumnya. Terlebih hobby barunya kali ini adalah memancing dan tempat tinggal kami saat ini adalah sebuah pulau kecil dengan pantainya yang jaraknya hanya selemparan tombak. Sisi buruknya adalah, saya tidak bisa memantau kemana saja ia pergi memancing selain dari kalimat permisi ketika akan memancing.

Suatu Sore dengan Sebuah Luka

Sore itu begitu masuk rumah sehabis pulang bermain, terdengar tangisan bungsu yang keras. Tentu saja, saya yang sedang berada di lantai dua, bertanya-tanya dalam hati tapi tetap berusaha tenang. Mungkin habis berselisih dengan kakaknya atau habis jatuh. Saya menunggu sampai ia naik.

Sesampainya di atas, melihat kami, abi dan bundanya tenang saja, tangisan itu mereda. Kami masih berusaha tenang meski melihat banyak darah yang mengalir dari kakinya, serta menahan diri untuk tidak bertanya mengapa. Kemudian ia menjelaskan sebenarnya nangisnya bukan karena sakit, tapi takut dimarahi saat mancing terjatuh dari dermaga dan tergores tiram. Hemmm!

Kami hanya belajar menjadi orang tua yang tidak reaktif tetapi solutif. Terlebih, bagi anak tentu akan menimbulkan rasa sakit yang berlipat, karena sudah sakit bertambah sakit dengan kemarahan orang tua. Dan itu tidak menyelesaikan masalah.

Ketika anak sakit atau terluka, yang dibutuhkan adalah penerimaan dan dukungan. Segala sesuatu yang sudah terjadi tak bisa ditarik kembali. Maka tak ada yang bisa kita lakukan selain menerima lalu mendukung dengan mengobati lukanya.

Meski dengan luka yang cukup parah, ketegarannya menahan rasa sakit itu sudah luar biasa. Anak pun belajar menghadapi resiko, ketika bermain di tempat yang berbahaya, kemungkinan mengalami kecelakan jelas ada. Ia akan belajar dari kesalahan, untuk selanjutnya lebih hati-hati mencari tempat bermain.

Setelah selesai dibersihkan dan mendapat perawatan pertama, saya menawarkan tindakan selanjutnya, apakah dibawa ke dokter dengan konsekuensi harus siap menahan sakit kalau dijahit atau dirawat di rumah dan sementara tidak boleh keluar rumah. Sebenarnya saya cenderung memilih untuk dibawa ke dokter, tapi abi dan anaknya memilih dirawat di rumah. Baiklah.

Demam yang Mencurigakan

Setelah tiga hari di rumah tanpa bermain, luka di kakinya mulai mengering. Hanya duduk dan berbaring di rumah, serta sesekali melihat teman-temannya bermain di halaman masjid depan rumah membuatnya tak tahan juga. Hingga suatu sore ia meminta izin bermain ke luar.

Tentu saja tidak saya izinkan. Dengan dalih kakinya sudah tidak sakit lagi dan hanya melihat teman-teman main bola saja, akhirnya membuat hati ini luluh juga. Boleh, akhirnya ia keluar rumah juga. Malamnya, anak ini mengeluh badannya sakit, ketika saya raba, suhu tubuhnya tinggi. Karena tak ada obat penurun panas, sementara saya memberi madu andalan keluarga kami saat anak-anak demam.

Selama ini efektif sih, panas turun. Namun kali ini tidak, suhu tubuhnya awet panas hingga hari ketiga hingga kami berniat membawanya ke dokter sore hari nanti. Siangnya tanpa sengaja, saya melihat luka bekas goresan tiram. Area sekitar luka tampak kemerahan dan panas. Lebih panas dibandingkan bagian tubuh lainnya.

Selulitis pedis, Luka yang Terinfeksi Bakteri

Setelah menjalani pemeriksaan, dokter mendiagnosis selulitis, tentu saja kami kaget, tidak menyangka dan baru tahu juga ada jenis penyakit ini. Dokter merekomendasi untuk segera dirawat inap di rumah sakit karena kondisinya sudah lumayan akut. Malam itu juga kami meluncurkan ke rumah sakit daerah satu-satunya di kota kecil ini.

Apakah Selulitis pedis itu?

Dari penjelasan dokter yang menangani si bungsu, selulitis adalah penyakit yang disebabkan akibat adanya infeksi oleh bakteri Staphylococcus dan Streptococcus yang menyebabkan kulit bengkak kemerahan. Bakteri ini sejatinya normal ditemukan pada kulit, hanya saja ketika kulit terluka bakteri ini bisa menyebabkan selulitis.

Sementara selulitis pedis adalah selulitis yang sering terjadi pada kaki atau tungkai bawah akibat adanya luka, kaki pecah-pecah, kulit terbuka atau gigitan hewan dan serangga.

Selain dua bakteri di atas, beberapa bakteri juga bisa menjadi penyebab penyakit selulitis. Haemophilus influenzae, Pasteurella multocida, Aeromonas hydrophillia, Vibrio vulnificus, atau Pseudomonas aeruginosa, juga bisa diwaspadai sebagai menyebabkan selulitis.

Gejala Selulitis pedis

Pada selulitis pedis, kaki akan menunjukkan adanya peradangan dan terasa nyeri. Kemudian tampak adanya kemerahan dan pembengkakan pada kaki dengan kulit yang tampak licin dan kencang. Saat diraba, area tersebut akan terasa hangat. Area ini akan meluas seiring perkembangan infeksi.

Sendi kaku bisa dirasakan akibat pembengkakan jaringan di sekitar sendi. Selain itu, pasien juga dapat merasakan nyeri otot yang menyebabkan badan akan terasa lemas. Jika infeksi meluas, berikut adalah gejala-gejala lain yang dapat muncul:
  1. Demam
  2. Menggigil
  3. Berkeringat
  4. Mual dan muntah
Semua gejala ini, dialami oleh anak bungsu kami.

Tindakan untuk pasien Selulitis

Begitu mendapatkan rujukan untuk rawat inap, kami segera menuju rumah sakit. Kata dokter, harus segera ditangani karena infeksinya sudah menyebar. Jika ditunda lagi, maka akibatnya akan fatal. Beberapa pasien bahkan harus diamputasi. Duh, saya langsung lemes dengarnya.

Selulitis pedis yang tidak segera diobati bisa menimbulkan komplikasi yang lebih berat. Infeksi dapat menyebar ke darah (sepsis), ke tulang (osteomielitis), dan pembuluh limfe (limfangitis). Apabila bakteri menyebar hingga ke jantung dan membran otak, maka dapat menimbulkan endokarditis dan meningitis. Selain itu, kaki yang mengalami selulitis pedis juga dapat mengalami kematian (gangrene). Kondisi ini ditandai dengan kaki yang menghitam dan mengeluarkan bau tidak sedap.

Keadaan sepsis menyebabkan pembuluh darah mengalami pelebaran sehingga terjadi penurunan tekanan darah dan terjadi syok. Syok dapat diperberat dengan keadaan muntah yang terus menerus. Tanpa penanganan segera, kondisi ini dapat berakibat fatal.

Setelah mendaftar dan menunggu mendapat ruang rawat inap, bungsu di periksa darah dan dipasang infus. Dramanya terjadi ketika pembuluh darah tak juga ditemukan sehingga harus bolak-balik ditusuk jarum untuk memasang infus. Setelah di kamar inap, pasien akan mendapatkan tindakan berupa pemberian antibiotik baik secara injeksi maupun oral. Durasi pemberian antibiotik setiap 6 jam sekali sampai dosisnya cukup. Sementara untuk kulit yang terdapat luka, pasien mendapatkan salep yang diaplikasikan dengan cara dioles pada bekas luka tersebut.

Setelah 5 hari dirawat dan dinyatakan sembuh, pasien boleh pulang dengan bekal antibiotik yang harus tepat diaplikasikan per oral sampai masa rawat jalan selanjutnya.

Penutup

Selulitis, sebuah penyakit yang sempat membuat kami kalang kabut. Di saat anak-anak baru asyik berteman dan bermain di luar rumah, nyatanya kami mendapatkan pelajaran untuk tidak menganggap remeh sebuah luka. Memberi pertolongan pertama yang benar, lalu segera ke dokter untuk tindakan lebih lanjut adalah keharusan.


Hikmahnya, selain lebih berhati-hati kami jadi tahu tentang sebuah penyakit. Selulitis pedis, bisa jadi berawal dari luka ringan saja, tapi tetap harus waspada ketika gejalanya memburuk.
Tami Asyifa
Seorang ibu dengan 7 anak, saat ini sedang menikmati menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya tapi tetap produktif. Pendidikan dan literasi adalah bidang yang menarik bagiku.

Related Posts

10 komentar

  1. saya baru mendengar selulitis pedis ini, biasa kalau luka hanya ditangani biasa saja. Berarti kalau ada gejala lain seperti demam atau mual harus waspada ya.Semoga Ananda sehat selalu

    BalasHapus
  2. Baru tahu saya kak, ternyata bisa seperti itu ya, luka ringan kalau tidak tepat p3k nya bisa jadi selulitis pedis

    BalasHapus
  3. Aku baru tahu ada penyakit ini. Gejalanya ternyata sampai menyerang ke tubuh ya. Gak nyangka dari sebuah luka bisa menyebabkan gejala yang banyak. Semoga bisa mengambil hikmahnya. Alhamdulillah bungsunya sudah sembuh ya 🤗

    BalasHapus
  4. Waaah makasi mbaa sharing penglamannya, aku baru tau dan jadi lebih waspada dengan hal-hal yang kecil seperti luka ringan tapi bisa jadi ada peluang menjadi berat lantaran luka kena bakteri seperti selulitis pedis
    Alhamdulillah ikut senang dengan kesembuhannya si bungkus mbaa 😍

    BalasHapus
  5. kadang kita menyepelekan luka-luka kecil yang terjadi pada tubuh.Padahal kalau sudah terjadi, bisa jadi menjadi Selulitis Pedis

    BalasHapus
  6. Luka kecil juga nggak bisa diremehkan ya ternyata. Jadi pelajaran jg nih buat saya yg punya anak hobi memancing juga.

    BalasHapus
  7. Perlu hati-hati juga ya mba, walau dengan luka kecil, biasanya saya suka basuh dengan rivanok setelah itu baru dikasih Betadine. Namun ada baiknya juga memeriksakan ke dokter, ya, supaya terhindar dari selulitis pedis ini.

    BalasHapus
  8. baru tahu saya jenis penyakit sellulitis pedis, tidak bisa meremehkan luka kecil apalagi disertai demam, efeknya bisa sampi meningitis ya
    alhamdulillah bungsunya sudah sembuh ya mbak

    BalasHapus
  9. Selama ini cma tau soal selulit, ternyata ada penyakit selulitis pedis juga ya..emang ga boleh sembarangan menangani luka terbuka ya Bun, smoga adek cepet fit kembali

    BalasHapus
  10. Baru tahu ada penyakit ini, luka yang dianggap biasa ternyata bisa jadi sangat berbahaya. Makasih mbk sharingnya bisa jadi pengingat di kemudian hari kalo luka harus segera ditangani dengan baik dan langsung periksa ke dokter.

    BalasHapus

Posting Komentar