A directory

Dari Balik Ruang Belajar, Bermain Rasa dan Warna

18 komentar


Dari ruang belajar homeschooling kami tumbuhkan rasa syukur. Hingga belajar tak sekedar menjejalkan ilmu yang harus dikuasai oleh anak-anak untuk sederet pertanyaan pada kertas ujian yang disetarakan dengan angka untuk mengukur kecerdasan. Yang lebih utama adalah menumbuhkan ketundukan kepada Sang Pencipta dan rasa syukur atas ciptaanNya.

Dan diantara banyak hal yang layak kita syukuri salah satunya adalah panca indra. Dengan lidah kita merasa, dengan mata kita melihat dan banyak lagi.

Masih merasa ajaib dengan kemampuan lidah dalam merasa. Asin, manis, asam, pahit, gurih dan rasa lainnya yang tak terdifinisikan.

Belajar IPA pada Ruang Belajar Homeschooling


Sambil meringis, kami menikmati mangga dengan cocolan garam.
"Aseeem…! " serempak kami berseru.
Ada lima kilo mangga yang rasanya serupa ini. Heu…! Gara-gara si Abi salah beli ini.

Niatnya sih baik, agar asupan vitamin C kita banyak, karena selama masa pandemi dan hingga kini cuaca tak menentu ini, kita harus menjaga kesehatan tubuh. Salah satunya mengkonsumsi vitamin C dan vitamin C itu ada pada buah-buahan. Tapi nggak gini kali'.

"Belum saatnya dipetik sudah dipanen dan dijual deh ini, " kata yang membeli mangga. "Abi kira sudah matang. "
"Tapi lumayan sih, kalau dimakan sama garam agak berkurang asemnya. "kata Bungsu.

Lalu obrolan kami terus berlanjut seputar rasa yang ada pada makanan dan minuman. Mengapa ada bermacam rasa dan apa yang menyebabkan makanan dan minuman mempunyai rasa yang berbeda.

Rumah dinas kami yang mungil seketika riuh pagi ini, maklum tiga anak yang tersisa memilih homeschooling setelah intensitas mutasi Abinya dari kota satu ke kota lainnya lebih cepat. Ribet jika harus mengurus surat pindah dan mencari sekolah baru di tempat yang baru.

Maka dari rasa asam pada buah mangga pagi ini akan menjadi sumber belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada ruang belajar homeschooling kami. Dalam proses belajar kami lebih suka memaknainya dengan bermain. Karena sejatinya setiap anak suka bermain dan tidak ada bermain yang main-main.

Setiap permainan, ada aspek perkembangan tahapan belajar. Kali ini sesuai obrolan kami akan belajar dan bermain pada area spesifik Ilmu Pengetahuan Alam.

Pada kurikulum pendidikan kita, Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu (Understanding the world), anak-anak dibimbing untuk memahami semesta baik aspek fisika maupun komunitas melalui kesempatan mengeksplorasi, mengobservasi, dan mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan manusia, tempat, teknologi, dan lingkungan

Tiga karakter dari proses belajar yang efektif adalah:
  1. Bermain dan eksplorasi, melakukan penelitian/investigasi dan mengalami sendiri, dan larut dalam kegiatan tersebut.
  2. Active learning, berkonsentrasi dan mau terus mencoba ketika menemui hambatan/kesulitan, dan menghargai keberhasilannya.
  3. Daya cipta dan berpikir kritis (creating and thinking critically), memiliki ide/gagasan dan mampu mengembangkannya, membuat hubungan antar ide, dan membuat rencana strategis untuk melaksanakannya.

Bermain dan Eksplorasi, Melakukan Penelitian.

Mangga yang berasa masam ketika dimakan sama garam berkurang keasamannya? Benarkah? Apa sifat masam pada mangga dan apa sifat garam? Sebuah tanya yang harus kami cari jawabannya. Lalu kami mulai melakukan serangkaian uji coba.

Sebelum melakukan uji coba, anak-anak membaca referensi yang ada dan mereka menemukan teori bahwa benda mempunyai sifat kimia berupa asam, basa, dan netral. Sifat asam bisa dirasakan dengan adanya rasa masam dan sifat basa dengan rasanya yang kelat atau getir.

Dugaan Sementara dari Anak-anak

"Sebenarnya setiap zat itu punya sifat, ada yang bersifat asam, basa dan garam. Sifat asam biasanya berasa masam. Mungkin mangga ini bersifat asam dan garam bersifat basa atau netral jadi bisa saling mempengaruhi. "

"Sifat asam bisa dirasakan, jika rasanya masam biasanya zat tersebut bersifat asam. Tapi ada asam yang nggak boleh dirasa karena bahaya. Korosif. Untuk mengetahui harus diuji dulu
. "

Ayo kita lakukan. Lalu kami mulai bekerja sama menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Tidak susah mendapatkan, cukup bahan yang ada di dapur bunda. Sementara indikator untuk uji coba bisa diambil dari tumbuhan yang tumbuh di taman depan rumah. Kebetulan bunda masih punya kertas lakmus dan indikator universal sisa waktu mengajar IPA di sekolah dulu.

Uji coba asam basa pada berbagai bahan makanan

Bahan - bahan yang akan diuji yang ada di dapur seperti : Mangga, Jeruk, Asem Jawa, Garam, Gula, air minum kita, sabun mandi dan detergen.

Indikator alaminya : Bunga yang berwarna di kebun depan rumah seperti bunga kamboja, bunga ungu dan bunga kertas serta kunyit

Anak-anak menambahkan minuman bersoda sebagai bahan yang akan diuji karena selama ini mereka mendapat informasi bahwa salah - satu minuman bersoda itu bisa dibuat sebagai pembersih.

Active Learning dan Insightnya


Anak-anak bermain dengan bahagia. Menyiapkan bahan-bahan yang akan diuji dalam suatu wadah. Lalu menuangkan indikator alami berupa bunga kamboja merah, bunga ungu, kunyit, dan bunga kertas serta mengamati perubahan warnanya.

Selanjutnya, mereka menyiapkan kertas lakmus dan indikator universitas. Kertas lakmus merah ketika berada pada larutan mangga, asam Jawa dan jeruk warnanya tetap merah. Dan wow… . Ketika berada di larutan detergen warnanya jadi biru.

"Kereeen… ! " Seru mereka.

Begitu juga dengan kertas lakmus biru, bahan yang bersifat asam membuat kertas lakmus biru menjadi merah. Seperti permainan warna saja, berubah sesuai dengan sifat kimia bendanya.

Kini saatnya menguji minuman bersoda. Alasan utamanya, selama ini mereka dilarang mengkonsumsi minuman bersoda, bahkan sering mendengar berita bahwa minuman bersoda itu berbahaya karena keasamannya tinggi. Benarkah? Mari kita coba.

Setelah diuji dengan kertas lakmus merah minuman bersoda membuat kertas lakmus merah tetap berwarna merah, sementara pada kertas lakmus biru berubah jadi merah. Tapi berapakah pHnya?

Kita coba dengan indikator universitas ya. Ternyata hasilnya bervariasi antara di bawah angka 6. Ada yang bersifat asam lemah dan ada juga yang asam kuat.

Dari hasilnya anak-anak jadi tahu mana yang sifat keasamannya tinggi dan mana yang tidak terlalu tinggi sehingga masih aman dikonsumsi.

Daya Cipta dan Berpikir Kritis


Pertanyaan terbesar mereka:
Mengapa selama ini dilarang minum minuman bersoda? Memang bersifat asam meski tidak semua bersifat asam kuat dan sebagian besar yang bersifat asam lemah, yang tidak sekorosif asam kuat hingga yang diisukan bisa merusak usus?

Kami melakukan diskusi. Hingga sampai pada kesepakatan bahwa untuk minuman yang sifat keasamannya di bawah angka 6 harus kita waspadai dan sebaiknya tidak dikonsumsi. Sedangkan untuk minuman yang sifat keasamannya tidak terlalu tinggi masih bisa ditoleransi untuk dikonsumsi.

Selain itu bukan karena sifat asamnya saja, yang menjadi sebab dilarang sering-sering minum minuman bersoda tapi juga pada kadar gulanya. Jika terbiasa minum bersoda yang gulanya tinggi tersebut, berpeluang menumpuk gula dalam darah yang efek kedepannya bisa menjadi penyakit diabetes. Sesekali sih masih boleh jika ingin minum minuman bersoda.

Semua merasa puas dengan proses ini. Sungguh kami merasa bahagia dengan seseruan ini. Belajar seasyik bermain, dan bermain untuk belajar.

Penutup


Proses belajar anak tidak sesederhana kita beri makan selesai dan anak kenyang. Tidak ada proses demi proses yang harus dilewati. Jika anak-anak terlewat salah satu proses maka akan berdampak tidak baik di kemudian hari.

Dari ruang belajar homeschooling kami, proses belajar itu ada unsur kesabaran, tidak bergegas mencapai tujuan yang sejatinya anak sendiri tidak merasa harus menuju pada tujuan tersebut. Kita orang tua tidak seharusnya menetapkan tujuan tanpa menimbang kemampuan dan kemauan anak.
Tami Asyifa
Seorang ibu dengan 7 anak, saat ini sedang menikmati menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya tapi tetap produktif. Pendidikan dan literasi adalah bidang yang menarik bagiku.

Related Posts

18 komentar

  1. wah, ternyata banyak pelajaran yang bisa didapat dari homeschooling, proses belajar yg kreatif juga membuat anak2 lebih senang belajar bersama didampingi ortunya

    BalasHapus
  2. Masyaallah, Bu Tami memang keren. Ternyata homeschooling malah bikin anak-anak lebih kreatif. Dukungan ortu yang cerdas turut berperan dalam perkembangan pola pikir mereka. Salut!

    BalasHapus
  3. Masya Allah, seru banget belajarnya, ya, Bu. Semoga selalu dimudahkan dalam mendampingi anak2 belajar. Terimakasih sudah menginspirasi lewat tulisan ini, Bu. 🥰

    BalasHapus
  4. Waah keren banget. Dari kegiatan sehari² bisa dijadikan pelajaran IPA. Proses belajarnya kreatif sehingga anak jadi punya rasa ingin tahu yg tinggi ya.

    BalasHapus
  5. Hebat bu...dengan homeschooling tapi pembelajaran nya juara sekali...indikator universal bisa dibuat dari bahan-bahan sekitar kita

    BalasHapus
  6. Aku jadi belajar sifat asam basa pada buah-bahan nih. Anak-anak memang paling senang kalau melakukan eksperimen begini. Aku Salut nih buat bu Tami yang sanggup melakukan HS buat anak-anak. Aku belum nemu ritme yang pas nih, buat anakku kayak intermittent ngajarnya, akhirnya yaah formal aja dah wkwk

    BalasHapus
  7. kreatif sekali pengajaran tema asam basa di homeschooling. belajarnya jadi kompak, anak dan orang tua, bonusnya ikatan keduanya pasti bertmbah kuat dalam balut pembelajaran

    BalasHapus
  8. Proses belajar yang kreatif sekali bu....orang tua sangat berperan ya bu untuk bisa membuat pembelajaran d homeschooling berjalan baik dan harus kreatif juga

    BalasHapus
  9. MasyaAllah, keren banget. Aku baca ini jam 00.58 dini hari lo. Tadi sebelum baca ini sebetulnya aku agak ngantuk, tapi pas baca tulisan ini bisa langsung melek byarrr!! Keren banget ini cara belajarnya, kreatif dan asik. Inti pembelajarannya pun juga keren. Yang gak kalah keren, hikmah dan bagaimana cerita ini disajikan dengan bahasa yang simpel, lugas dan gak bertele-tele. Salut...

    BalasHapus
  10. wah menarik metode belajarnya, anak-anak jadi banyak belajar dari hal -hal yang ada di sekitarnya, belajar dari rasa penasaran sehingga menemukan banyak jawaban

    BalasHapus
  11. Ini bisa jadi ide menarik buat di coba sama buah hati dirumah, jadi kita akan tahu seberapa anak" jeli tentang rasa dan warna ini, matur thank you mbak sudah memberikan ide

    BalasHapus
  12. Belajarnya makin asik dong, apalagi anak-anak bisa eksplorasi. Duh...5 kilo mentah semua? Kayak orang ngidam aja. hehe

    BalasHapus
  13. Homeschooling sangat menarik. Pembelajarannya memberikan pemahaman detail dan runut. Tidak seperti sekolah di wakanda yg sekedar mengajar tanpa mendidik.

    BalasHapus
  14. Asik banget, pasti gak berasa kalo lagi belajar

    BalasHapus
  15. Melatih Keterampilan proses sains pada anak memang perlu ketelatenan, ya, mba, saya juga senang sekali mengajak anak2 bereksperimen. Perlu dicoba juga, nih eksperimen menggunakan kertas lakmus.

    BalasHapus
  16. Paling suka liat activitiesnya homeschooler deh. Langsung pakai real things untuk belajar, lebih mengena juga. Insightnya juga keren, pingin coba juga ah ;)

    BalasHapus
  17. Ternyata home schooling banyak positipnya ya...
    Tapi saya termasuk ortu konvensional yang masih percaya sepenuhnya dengan "sekolah"
    Beberapa teman sering tanya sih, rekomen gak dengan home schooling, Dok? Setelah baca ini, saya akan jawab tanpa ragu... "yes"

    BalasHapus
  18. Proses belajar menjadi asyik banget ya, Bun. Semoga bisa mempraktekkan suatu hari nanti

    BalasHapus

Posting Komentar