A directory

Caraku Menjadi Ibu Bahagia

39 komentar
                                             
Caraku menjadi ibu bahagia dengan blospedia

Assalamu'alaikum Readers. 
Berada di masa pandemi yang begitu panjang ini, kita harus tetap menjadi ibu bahagia ya mom. Berada dalam situasi yang tak menentu, krisis ekonomi, anak-anak harus sekolah daring dengan segala permasalahannya, juga aneka masalah pelik lainnya terasa menguras energi dan pikiran kita.

Prihatin banget mendengar semakin meningkatnya permasalahan rumah tangga yang berujung pada perceraian. Banyaknya masalah psikologis yang dihadapi para ibu mulai dari baby blues, postpartum depression (ppd) , depresi berat bahkan beberapa masalah psikologis ini berakhir dengan kejadian memilukan, misalnya sampai pembunuhan anak kandung sendiri lalu bunuh diri. Miris banget, pasti tak mudah menghadapi berbagai masalah sendirian. Makanya seorang ibu pun harus punya support system agar setiap masalah bisa diurai dan dicarikan solusi. 

Jadi ingat kala aku memilih untuk resign dari aktivitas mengajar di sekolah formal setelah 18 tahun lamanya menjadi profesi. Ada yang bergolak di hati kala itu, hari di mana aku harus melapor ke instansi yang menaungi tempat mengajarku selama ini. Aku harus melapor terkait pengunduran diri dari aktivitas mengajar agar tunjangan sertifikasi dan inpassing dihentikan pencairannya. 

Bergolak bukan karena tidak akan menerima intensif lagi, dan gaji rutin bulanan. Bukan, tapi sebuah tanggapan atas pilihan menjadi ibu rumah tangga yang sepenuhnya di rumah saja membersamai anak-anak. 
"Setelah ini, ibu ngapain? " tanya teman mereka"Sayang lho Bu, sudah sertifikasi dan inpasing pula. "
"Hanya jadi ibu rumah tangga?" seorang teman yang lain menjawab
Apa "hanya"? Duh, padahal saya sudah menyiapkan jawaban akan menjadi Ibu rumah tangga yang bahagia. 

Begitulah, masih banyak diantara kita yang menganggap ibu rumah tangga adalah predikat yang "hanya". Belum lagi perseteruan abadi antara netizen ibu bekerja versus netizen ibu yang tidak bekerja yang sekian lama meramaikan dunia media sosial. 
Padahal, dikotomi ini sangat tidak tepat, karena tidak ada ibu yang tidak bekerja. Semua ibu bekerja. Dan menjadi Ibu bukan pengangguran. Hanya ruang dan waktunya berbeda. Ada Ibu yang bekerja di ranah publik dan ada Ibu yang bekerja di lingkup rumah tangga atau domestik. Tidak ada yang lebih baik antara satu dengan lainnya, karena semua adalah pilihan sadar para ibu dengan segala konsekuensinya. 

Dan yang terpenting dari pilihan-pilihan itu adalah bagaimana seorang ibu bahagia. Karena bahagianya seorang ibu akan mampu membahagiakan sekelilingnya. Suami, anak, keluarga besar dan masyarakat sekitar. Sementara ketidakbahagiaan seorang ibu bisa menjadi salah satu sebab ketidakbahagiaan sekelilingnya. 

Seorang ibu juga tidak harus menjadi sosok yang sempurna dalam segala hal. Housekeeping yang handal, koki yang mumpuni, guru yang hebat, mentor yang keren, bahkan teman diskusi yang menguasai segala hal. Ini ibu, apa wonder woman dalam film-film? Ibu juga manusia biasa yang punya sisi kekuatan sekaligus kelemahan. 

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengisi tangki kebahagiaan kita. Otak - atik canva ini nih salah satunya. Saking asyiknya sampai nggak terasa sudah tengah malam. Tapi melihat hasilnya, tangki kebahagian bertambah, meski hasilnya masih sangat sederhana. 

Cerita Di Balik Desain Canvaku

Canva adalah aplikasi desain yang user friendly, selain menyediakan aplikasi kosongan, ada juga template yang siap digunakan, tinggal ganti gambar atau tulisan lalu di unduh jadi deh desain ala kita. Selain menyediakan yang gratisan dengan fasilitas yang sudah tersedia, ada juga lho yang profesional dan berbayar. Pastinya lebih banyak templatefont dan elemen yang bisa kita gunakan. Gratisan juga tetep asyik kok asal kita kreatif. 

Makna gambarku

Menggunakan dasar biru muda, ini memang warna favoritku kesan dalam dan luas, penuh makna. Dalam frame ini, terdapat sebuah keluarga yang berada di ruang tamu. Ayah baru pulang dari kantor disambut ibu dan dua orang anaknya. Kedua anaknya perempuan, mengapa?
Cerita gambar canva


Aku sengaja menggambarkan yang tak ideal, biasanya anak laki-laki dan perempuan. Biasa dengar komentar orang kan, eh anaknya perempuan semua, nambah lagi dong biar dapat laki-laki atau sebaliknya. Ibu ini tetap bahagia bersama anak perempuannya. 

Kebahagian Ibu adalah kebahagian keluarga

Ibu laksana rembulan, kala bahagia maka ia seperti purnama yang cahayanya menerangi seisi rumah. (*Kenapa nggak mentari aja kan yang punya cahaya, suka-suka ya! Lagian matahari panas sih

Ini alasan mengapa ibu harus bahagia

Anak belajar perasaan dari seorang ibu

Bayi dan balita terlihat sepenuh waktu dengan ibunya, saat menatap aura bahagia dari ibunya maka anak ini akan belajar tentang perasaan bahagia yang terpancar dari ibunya pun sebaliknya. Maka jika ingin anak-anak kita bahagia, berbahagialah saat bersama mereka.

Ibu adalah moodboster

Tempat perasaan anggota keluarga. Seorang ibu seakan mempunyai kekuatan ajaib yang mampu meredam segala gejolak perasaan anak dan suami. Ada senyuman, sentuhan dan pelukan yang tiada duanya.

Anak cerdas lahir dari ibu yang bahagia

Karena dengan kebahagiaannya, seorang ibu bisa menjadi teman bermain yang menyenangkan, menjadi fasilitator belajar yang asyik. Dari tangannya akan tercipta kreatifitas membuat media belajar.

Caraku Menjadi Ibu Bahagia

Suatu hari ada kuis di komunitas Ibu profesional regional kami tentang peran ibu, "Menjadi ibu itu seperti apa sih". Lalu kumenuliskannya versi aku, bahwa seorang ibu yang baik itu bukan sosok yang serba sempurna dalam berbagai peran, tapi ibu yang punya cinta dan dengan cintanya dia berusaha untuk memupuk kelebihannya agar menjadi lebih bersinar dan menerima kekurangannya sebagai hal yang wajar, dan bukan sesuatu yang perlu diratapi. Syukur banget, tulisanku itu jadi salah satu pemenang dalam kuis itu. 
Menjadi ibu adalah


Menjadi bahagia itu bukan segala sesuatunya seperti yang kita harapkan. Tapi bahagia adalah cara pandang kita terhadap masalah, jika frame kita memandang segala ujian dalam hidup kita benar maka kita akan mendapat kebahagiaan. 
 "Bahagia itu tidak ditunggu tapi diciptakan". 

Sadar akan fitrah kita dan selalu bersyukur

Gini mom, Allah SWT itu menciptakan kita tentu ada misinya. Termasuk fitrah atas diri kita sebagai perempuan, berbahagialah kita dipilih oleh Allah menjadi seorang perempuan, seorang ibu yang ladang pahalanya nggak usah jauh-jauh apalagi jihad di medan perang. Enggak, cukup di rumah saja, menjalankan sholat, taat sama suami kelak Allah bukakan pintu-pintu mana saja di surga. Enak kan. Bersyukurlah atas karunia ini. 

Kenali diri lebih dalam lagi dan temukan potensi

Yang sebaiknya kita lakukan adalah menggali sisi kekuatan ibu, baik ibu yang bekerja di ranah publik maupun ibu yang bekerja di ranah domestik. Temukan aktivitas yang paling disukai dan bisa dilakukan sehingga menjadi aktivitas yang membahagiakan bagi ibu dalam perannya sebagai istri, ibu dan anggota masyarakat. 

Seorang Ibu bisa menemukan passionnya sehingga akan melakukan hal-hal yang membuat mata berbinar. Perpanjang durasi waktu untuk melakukan hal-hal yang menjadi kesukaannya dan sumber bahagianya Persempit waktu untuk mengerjakan hal-hal yang tidak disukainya bahkan kalau mampu bisa didelegasikan. 

Belajar, berkarya dan kejarlah mimpi

Menjadi ibu, nggak membatasi gerak kita untuk tetap belajar apalagi era digital gini, duduk di rumah pun bisa belajar kan. Saat sudah ketemu apa yang jadi passion kita, pertajam hingga kita menjadi ahli di bidang itu. Eh anak-anak banyak mana sempat belajar? Gitu kan, terbayang riwehnya. Tidak ada yang tak bisa ketika kita berusaha, tak perlu durasi yang panjang. Cukup 30 menitan pernah hari dan konsisten, yakin bisa. 

Jangan pernah merasa terlambat belajar, jangan pernah merasa terlambat berkarya, jangan pernah merasa tak mungkin lagi mengejar mimpi karena kita punya milestone sendiri, yang tak sama dengan orang lain. 

Temukan komunitas yang mendukung

Ketika kita berada dalam satu titik dan kita berusaha sungguh - sungguh maka kita akan menemukan titik-titik lain yang saling terhubung. Dulu saat masih aktif mengajar aku menemukan komunitas literasi, nyambung ke komunitas ibu profesional yang akhirnya ketemu lagi dengan komunitas menulis dan blogspedia ini salah satunya. 

Seorang ibu tak bisa sendiri, butuh support system agar tidak oleng. Berkumpul dan berkomunitas yang positif salah satu support system yang baik. Berkumpul untuk saling memberi ide dan solusi. Perbanyaklah komunitas kebaikan, maka yang tak baik akan menyingkir. 

Penutup

Menjadi ibu bahagia itu perlu terus diupayakan ya mom. Temukan aktivitas yang membahagiakan dan buatlah menjadi semakin easy, enjoy, excellent dan earn. Jika ibu bahagia, keluarga bahagia, semua bahagia, maka rezeki itu akan mudah menuju ke arah kita. 
Eit... Jangan salah lho ya, rizki itu tidak selalu berupa materi. 
Bahagianya ibu bahagianya kita semua. Semangat! 



Tami Asyifa
Seorang ibu dengan 7 anak, saat ini sedang menikmati menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya tapi tetap produktif. Pendidikan dan literasi adalah bidang yang menarik bagiku.

Related Posts

39 komentar

  1. Keren mba Tamu, desainnya cantik, btw sdh ubah2 tempelate yah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak, iya desain dari 0 , ukuran, element, semuanya

      Hapus
  2. jadi ibu harus selalubahagia itu betul sekali, harus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus, kalau nggak rumah berantakan. Harus bisa cari kegiatan yang menambah tangki kebahagiaan.

      Hapus
  3. Bener tu, sekali ibu nggak bahagia, bisa kacau dunia serumah wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak ada makanan di meja makan, nggak ada baju strikaan, Anak-anak juga ikut nggak bahagia ya mbak. Bahagiakan ibu, maka semua akan bahagia.

      Hapus
  4. Hidup ibu bahagia, karena energi positif akan terpancar juga bagi anak-anak dan orang yang melihat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Manteb. Bahagia itu bukan di tunggu tapi diupayakan eaaa.

      Hapus
  5. Waaaah... Sama kita ini mbaak... Nulis yang berhubungan sama kita sendiri..wkwkwkw ibu bahagia itu penting ya mbaak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaaa, padahal nggak janjian ya. Bisanya kita samaan. Begitu dpt tugas auto lgs ambil tema itu aja.

      Hapus
  6. Masyaallah...betul bgt, jadi ibu harus bahagia. Akhirnya memang harus ada yg dipilih sbg prioritas.
    Cuma gak kebayang, 18 tahun..kmd resign. Bunda yang hanya 6 tahun aja sedihnya lumayan... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah berada di titik mantab meninggalkan dunia mengajar formal mbak jadi ya lumayan nggak melo banget. Dan ternyata full di rumah itu nikmat banget.

      Hapus
  7. Sebagai seseorang yang belum menikah, ini adalah insight baru buatku. Tidak ada pekerjaan yang lebih mulia. Semuanya sama. Yang membedakan hanyalah pilihan dan prioritas :) semangat mengasuh dan membersamai anak-anak, Kak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak, semoga disegerakan jalan menjadi ibu bahagia

      Hapus
  8. Ibu yang bahagia akan mendidik anak anak dengan cara yang menyenangkan, dan membentuk anak yang hebat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantab Sis, semangat. Perempuan harus bahagia.

      Hapus
  9. Bener banget mba harus menemukan komunitas yang tepat, agar ada teman dan dukungan atas keputusan kita. Bukan malah mempertanyakan benar dan salah dari sebuah keputusan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, teman yang mendukung dan tidak menghakimi.

      Hapus
  10. Tetap bahagia ibu.
    Seneng deh bacanya.
    Jadi bisa merenakan ke depannya mau gimana. Mau jadi bekerja di rumah atau publik. Pokoknya harus bahagia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap keputusan adalah pilihan sadar yang membuat hidup kita tetap berarti.

      Hapus
  11. Daging banget tulisannya bunda. Btw ajari bikin designnya dong bun.. hihihi

    BalasHapus
  12. betul mbak, mood ibu sama dengan mood keluarga seharian itu wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terlebih di waktu krusial pagi hari. Emaknya nggak mood, anaknya rewel biasanya gitu, lalu emaknya pun ikut tantrum. Hahahaha

      Hapus
  13. Keren Mba, jadi punya gambaran nanti kalau mau jadi Ibu hehe

    BalasHapus
  14. saya juga suka banget sama warna biruuu uhuhu tos Bu Tami ><

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tosss, aku suka warna biru di blog mbak Rachma

      Hapus
  15. catet nih, ada banyak insight buatku. Aku sendiri merasa lebih enakan saat mulai menyibukkan diri dengan belajar menulis, ada aktifitas untuk mengalihkan perhatian dari keruhnya pikiran. hihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kuncinya mencari aktivitas yang menambah kebahagian kita.

      Hapus
  16. Oke aku aku catet, menjadi ibu bahagia juga termasuk rizki :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. InsyaAllah, kalau kita bahagia rezki pun mudah mendekat.

      Hapus
  17. Aku banyak belajar tentang menjadi ibu mba. Walaupun masih single. Dan aku sadar, jadi ibu itu hal luar biasa dan ga bisa dianggap sepele. Harus banyak belajar dan saling mendukung sesama ibu

    BalasHapus
  18. resign memang bukan hal yang mudah ya mba, butuh banyak dukungan sekitar

    BalasHapus
  19. Masyaallah.. Lagi-lagi dapat pengingat betapa pentingnya menjadi ibu bahagia. Yaa, aku bahagia dengan apa yang ada dan terjadi *sugesti 😁

    BalasHapus
  20. Bener banget, Kak.. Ibunya bete, anak juga jadi rewel

    BalasHapus
  21. Nahiyaa nih, buat seorang ibu kudu bisa menciptakan bahagianya sendiri biar ga oleng

    BalasHapus
  22. Setuju Mba, ibu harus bahagia dulu, biar energinya menyebar,, hehe

    BalasHapus
  23. MasyaAllah. Jadi catatan untuk saya nanti, kalau mau jadi ibu nih.

    BalasHapus

Posting Komentar