A directory

Buku Pernikahan Generasi Millenial, Islamic Wedding Guide

2 komentar
Pernikahan generasi millenial kini

Assalamu’alaikum, Readers! 
Apa yang pertama kali kalian lakukan di hari pertama tahun baru ini? Aku sih baca buku : Pernikahan Generasi Millenial: Seni pacaran setelah menikah. Masih pandemi ya, jadi libur panjang awal tahun ini masih belum bisa kemana-mana dan karena salah satu resolusiku tahun ini adalah baca buku minimal satu buku per pekan, jadi hari ini saat yang tepat untuk memulai. 

Widiih, judul bukunya itu lho kayak anak muda yang masih jomblo aja. Yah gimana lagi, sebagai generasi tua, tetap kudu update wawasan agar bisa mendampingi anak-anak yang kini sudah tumbuh kian dewasa, sebentar lagi mereka akan memasuki gerbang pernikahan juga. Jadi bukan anaknya saja yang harus bersiap, Ortunya juga. 

Buku Tentang Pernikahan Anak Muda Kekinian


Buku ini tampil begitu menonjol saat aku mencari referensi untuk mengerjakan sebuah project pada kelas di Institut Ibu Profesional. Dengan warna cover kuning gading bergambar sepasang pengantin mengendarai sepeda klasik, buku ini langsung terlihat pada aplikasi gramedia online. Begitu membuka isinya, wow unyu sekali. Lembaran buku ini berwarna pink berpadu biru muda, pas banget jika target pembacanya gadis muda. 

Identitas buku ini

Identitas buku 


Buku Pernikahan Generasi Millenial: Seni Pacaran Setelah Menikah ini merupakan karya kedua Octavia Devalucia Anggraeny, seorang penulis yang tinggal di Bekasi. Selain menulis buku, Octavia Anggraeny juga seorang therapis bekam dan hypnotheraphy serta speaker muslimah millenila planner. Selain itu penulis buku ini juga womenprenuer dengan beberapa bidang usaha, coklat kurma Chocorma, Fresh hijab, Fre Yo dan beberapa lagi. 

Buku setebal 276 halaman dengan ISBN 978-602.04.4 diterbitkan oleh Quanta, salah satu line PT Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia Grup di Jakarta tahun 2017. Harga beli di gramedia online Rp. 75.900 rupiah. Kalau kita mengunakan aplikasi gramedia online, tinggal unduh saja. Tapi jika ingin mengoleksi buku ini boleh-boleh aja kok. 

Apa Saja Isi Buku Ini? 


Seperti judul bukunya, bagian awal buku ini membahas seputar generasi kekinian, jadi yang termasuk generasi millenial itu adalah generasi Y yang terlahir pada tahun (1980-2000) dan generasi Z yang terlahir pada tahun (1995-2010) dengan karakteristik: 
  1. Percaya diri , berani berpendapat dan tidak sungkan berdebat memperjuangkan pemikirannya. 
  2. Kreatif dan punya daya cipta yang tinggi 
  3. Keterhubungan satu dengan lainnya melalui berbagai aplikasi yang kian modern 
  4. Emosional 
  5. Open Minded 
  6. Ingin dibimbing 
  7. Flesikbel 
  8. Suka saving 
Mereka mempunyai hobby pada bidang yang mampu menyalurkan kreatifitas seperti musik, film, olag raga dan teknologi. Dari sisi sosial budaya dan pergaulan, mereka tak tertarik dengan konsep dasar tapi pada sesuatu yang asyik dan menarik. Sementara itu konsumsi internet juga tinggi. 
Pernikahan merupakan upaya untuk memecahkan masalah bersama-sama yang anda bahkan tidak memiliki ketika masih sendiri (Eddie Cantor – hal. 16)”. 

Anak-anak muda di zona Y dan Z ini bahkan melangsungkan pernikahan ketika masih kuliah, sebagai proses belajar, pendewasaan diri, menata emosi, managemet waktu dan keuangan serta lebih fokus pada tujuan. Mereka memulai pernikahan dengan proses ta’aruf atau saling mengenal tanpa pacaran. Dicontohkan oleh penulis buku ini, melalui testimoni pasangan start up bisnis Tudung Labuh Hawa yaitu Wahyu Nugroho (22 tahun) dan pasangannya Layli Hawa (20 tahun). 

Jika sang suami, motivasi menikah karena ingin ridho Allah semata, sementara menurut Hawa sang istri, kesiapan menikah itu tidak perlu muluk-muluk, asal bisa membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Jadi hijrahnya jomblo adalah ketika menikah dan saat ijab qabul dilakukan, maka aku dan kamu menjadi kita. 

Anak muda kekinian ini ketika sudah menikah maka akan menjadi keluarga millenial yang merupakan populasi terbesar saat ini, juga angkatan kerja terbesar di negeri ini. Maka dalam membangun rumah tangga harus ada misi dan visi yang jelas agar terarah, bisa digunakan untuk menyelaraskan perbedaan dan menumbuhkan harapan. 
“ Bahagia ada pada pria yang menemukan seorang teman sejati, dan jauh lebih bahagia ada pada pria yang menemukan bahwa teman sejatinya ada pada istrinya – Franx Soubert (hal. 25)”. 

Anak muda alasan menikah dan menunda pernikahan 


Angkatan muda ini ada dua golongan, mereka yang ingin menyegerakan pernikahan pada usia muda antara 20 hingga 24 tahun dan mereka yang ingin menunda pernikahan hingga pada usia 25 tahun keatas. Masing-masing punya alasan. 

Alasan menikah muda: 

  1. Terhindar dari pacaran 
  2. Menikah syar’i semakin kekinian 
  3. Demi melepas status jomblo sampai halal 
  4. Untuk memiliki asisten rumah tangga 
  5. Sebagai jawaban sebuah tantangan 

Alasan Menunda pernikahan: 

  1. Faktor ekonomi yang belum mapan 
  2. Pandangan tentang pernikahan yang kurang matang 
  3. Masih butuh waktu untuk aktualisasi diri 
  4. Masih ingin berada pada zona kebebasan 
  5. Masih belum siap mempunyai tangung jawab 

Dalam buku ini juga dipaparkan tantangan sebelum menikah seperti kendala ta’aruf, masalah khitbah dan rencana pesta pernikahan. Selain itu juga ada tantangan setelah menikah seperti rencana tempat tinggal setelah menikah, kondisi ekonomi, penyakit, anak dan orang tua juga masalah kesetiaan pasangan. Terlebih di era teknologi informasi, ada pasangan yang asyik dengan gadgednya, ada yang CLBK, salah prioritas dan masih banyak lagi. 

Namun semua itu ada kok solusinya, dipaparkan oleh penulis pada bab Seni Menikah yang membahas tentang seni mengelola konflik, pacaran setelah menikah dan seni melupakan. Selain itu masih banyak tips tentang bagaimana mengatasi masalah yang hadir dalam rumah tangga, mengatasi envy pada pasangan lain, membuat finasial planing, menjadi perempuan multitalents dan panduan menjadi couplepreneurs atau pasangan pebisnis. 

Di bagian akhir buku ini juga dibahas kejenuhan dalam kehidupan rumah tangga, cara wedding maintenance dan nasehat seputar pernikahan. Komplit banget isi buku ini. Sampai ada selipan tentang karakteristik generasi alfa dengan segala permasalahannya dan parenting pada generasi alfa. 

Isi review buku

Insight Dari Buku Pernikahan Generasi Millenial 


Nggak rugi deh baca buku ini, cocok buat para muda yang butuh panduan menuju jenjang pernikahan. Karena memberi panduan pra dan pasca nikah untuk anak muda millenial. Tepat sekali jika buku ini jadi tutorial pernikahan generasi Y dan Z agar mampu menghadapi permasalahan dan tantangan sehingga mampu mempertahankan pernikahan dengan bahagia. 

Angkatan muda Y dan Z ini sangat akrab dengan teknologi makanya disebut juga generasi Net, mempunyai jiwa inovasi yang tinggi, berpendidikan dan mementingkan passion sehingga dalam bekerja ingin yang santai tapi tetap kreatif. Sifat ini yang terbawa juga dalam pernikahan, sehingga lebih cenderung ke cuek, tidak mudah dipahami, dan waktu yang lebih banyak dihabiskan dengan internet, kadang memicu konflik dalam rumah tangga. The rise of millenial dengan segala permasalahnya membawa dampak pada tingginya angka perceraian. 

Yang aku suka dari buku ini 


Aura romantis dari buku ini begitu terasa meski nggak melulu membahas kisah-kisah romantis, karena buku ini tidak mengambarkan keromantisan pernikahan tapi justru banyak memaparkan masalah seputar pernikahan yang dihadapai angkatan muda ini. Warna isi buku yang memadukan warna pink dan biru, beda dengan buku lainnya jadi betah bacanya. Selain itu meski buku ini ditujukan buat kaum muda yang ingin atau baru menikah, masih cocok juga kok buat yang usia pernikahannya sudah berumur. Untuk refress dan maintenance pernikahan. 

Kenapa harus baca buku ini? 


Beneran deh, buat anak-anak muda buku ini tuh recomended banget karena bahasan dari awal hingga akhir tuh relevan dengan kasus di dunia nyata. Penulisnya banyak melakukan survei dan contoh langsung dari permasalahan yang ada. Pantas saja jika buku ini mendapat predikat Islamic wedding guide, karena penulis mengunakan pendekatan agama Islam baik itu sebelum proses pernikahan maupun saat menghadapi masalah pasca nikah. 

Secara tersurat, penulis ingin mengambarkan bahwa menikah tanpa pacaran itu suatu solusi terbaik, bagi pemuda jaman sekarang agar terjaga fitrah dan kehormatannya. Mengenal melalui pacaran dalam waktu yang lama tak lebih baik dari yang menikah tanpa pacaran, karena semuanya tetap akan melalui berbagai permasalahan dalam kehidupan pernikahan, sudah sunatullah. Hanya dengan Agama dan Iman kita yang kuat, permasalahan dan ujian itu dapat diselesaikan. 

Sedikit kekurangan buku ini 


Jika pernah membaca referensi buku-buku pernikahan, pola bahasannya akan terlihat sama. Meski di buku ini lebih menekankan pada generasi terkini. Pantas saja, saat melihat referensi buku ini, buku-buku Fauzil Adhim mendominasi. Kekurangan lainnya adalah selipan bab tentang baby born alpha generation dan blast us best for alpha generation menurutku kurang pas berada di bagian inti buku ini saat sedang fokus membahas pernikahan dengan segala permasalahannya. 

At the end 


Buat para pemuda yang sudah beranjak dewasa, buku pernikahan generasi millenial ini wajib kalian baca. Kalian akan menemukan banyak insight dengan membaca buku ini, setidaknya akan punya kesiapan ketika jodoh itu tiba-tiba datang. Kok tiba- tiba sih? Iyalah, jodoh adalah sesuatu yang berada pada ranah diluar kendali kita karena itu hak prerogratif Allah SWT. Kesiapan menikah itu penting, tapi bukan siap yang segala-segalanya ada. Saat kalian aqil dan baliqh itu sudah tanda bahwa kalian sudah seharusnya siap menikah. 

Tami Asyifa
Seorang ibu dengan 7 anak, saat ini sedang menikmati menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya tapi tetap produktif. Pendidikan dan literasi adalah bidang yang menarik bagiku.

Related Posts

2 komentar

  1. Masya Allah, calon mertua idaman nih pasti bu tami. Sudah mempersiapkan hal-hal tentang pernikahan anaknya nanti :)

    Kapan-kapan aku baca bukunya juga aah, semoga gak lupa :D

    BalasHapus
  2. Jadi ingat buku-buku bacaan zaman SMA, tentang pernikahan tanpa pacaran. Karya-karya teman-teman FLP, karya fauzil adhim. Jadi makin penasaran sama bukunya😍😍

    BalasHapus

Posting Komentar