A directory

Mencari Teladan Pengasuhan Anak Perempuan

Posting Komentar


Mataku terhenti pada sebuah konten reel di Instagram dan tergelitik untuk membaca captionnya karena penasaran dengan ilustrasi dari content tersebut, sebuah rumah sakit. Reel itu diposting saat sedang melonjaknya kasus gagal ginjal akut pada anak usia balita. Asumsiku, caption video ini akan menjelaskan gejala gagal ginjal akut tersebut. Nyatanya bukan, dan langsung terpikir kemana lagi mencari teladan pengasuhan anak perempuan agar mereka tahu betapa berharganya kemuliaannya.

Setelah dua kali membaca captionnya dan mencoba memahaminya, pada reel ini seorang dokter menceritakan pengalamannya menangani seorang anak perempuan yang sedang sakit perut dan tidak bisa buang air besar selama 3 hari. Di akhir penuturannya ternyata bukan sakit perut biasa, melainkan sakit hendak melahirkan. Lalu saat membaca komentar, ternyata banyak banget kasus yang sama. Luar biasa, miris.

Intinya, di luar sana pergaulan anak-anak muda sudah salah arah. Hingga kasus-kasus seperti di atas sudah menjadi hal yang lumrah di tengah masyarakat kita. Mengapa dengan mudahnya anak perempuan menyerahkan dirinya pada lelaki yang belum siap bertanggung jawab hingga lahirnya bayi-bayi yang tak berdosa? Yang jelas jangan tanyakan pada rumput yang bergoyang, nggak akan dapat jawaban.

Banyak sebab sih ya, tapi muara dari semua sebab itu ya pada pengasuhan. Sudahkah pengasuhan yang orangtua berikan menyadarkan anak bahwa mereka begitu berharga? Ya sejatinya anak perempuan itu begitu berharga sama dan sejajar dengan anak laki-laki. Maka tak ada yang boleh merendahkan kecuali mereka mengizinkannya.

Sayangnya, kesadaran itu mulai pudar dan anak-anak perempuan itu menjadi permisif, hingga hilang harga dirinya. Mudah terbuai rayuan dan tipu daya. Lalu sebaiknya gimana sih mengasuh anak perempuan? Siapa yang harus kita jadikan teladan?

Rasulullah teladan pengasuhan anak perempuan.


Setelah memahami maksud reel itu, aku merenungi pola pengasuhan pada anak-anak perempuanku. Sudah tepat belum sih? Jangan-jangan di belakang, ah akhir kutepis pikiran buruk itu. Lebih baik belajar lagi dan mencari siapa sosok yang tepat menjadi teladan dalam mengasuh anak perempuan. Aha iya, Rasulullah Muhammad SAW adalah seorang ayah dari 4 anak perempuan. Sebagian ayah dari 4 anak perempuan, tentu pengasuhan yang Nabi lakukan bisa dijadikan teladan.

Coba kita simak dan ambil hikmah dari hadis berikut ini :

"Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan, memberinya tempat tinggal, menyayanginya dan menanggungnya maka dia pasti mendapatkan surga". (Jabir bin Abdullah radliyallahu anhu) berkata; ada yang bertanya. Wahai Rasulullah, jika hanya dua? (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) menjawab, "Walau hanya dua". (Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhu) berkata; maka sebagian kaum berpendapat: jika ada yang bertanya dengan hanya satu, maka beliau akan menjawabnya.

Berat sih mengasuh anak perempuan itu, apalagi di zaman yang dunia hampir tanpa sekat ini. Namun, MasyaAllah, surga balasannya jika mampu mengasuh mereka dengan baik. Yuk kita belajar lagi dari keteladanan yang diberikan oleh Nabi kita Rasulullah Muhammad SAW, dan didik baik-baik anak perempuan agar selamat dunia akhirat.

Pahamkan ke anak perempuan bahwa mereka adalah mutiara ayah bunda.


Islam begitu memuliakan perempuan hingga berbagai aturan yang ada sejatinya untuk melindunginya. Termasuk berhijab dan menjaga diri dalam pergaulan. Karena jika terjadi hal-hal yang tidak diharapkan, akan merusak tatanan dan nasab.

Maka sebagai orangtua, mendapat anak perempuan ibarat memperoleh mutiara yang berharga. Harus benar-benar dijaga hingga kelak mutiara itu mendapatkan tempat yang semestinya.

Adalah Fatimah Az-Zahra, contoh mutiara yang indah sepanjang masa. Masa muda sebagaimana anak gadis lainnya, sesuai fitrahnya, mulai tertarik pada lawan jenis. Hati Fatimah pun tertambat pada seorang pemuda tampan nan sederhana. Seseorang yang sedari kecil berada di lingkungan keluarganya.

Namun rasa itu cukup tersimpan rapi di relung hati. Terukir indah dalam fitrahnya. Hingga takdir menyatukan mereka.
"Wahai saudariku, siapakah yang kau damba menjadi pendampingmu selama ini? " tanya pemuda yang kini sah menjadi suaminya.
"Tahukah kamu? Kamulah orangnya. Ali bin Abi Thalib. "

Pengasuhan seorang Nabi pada anak perempuannya

Fatimah Az-Zahra adalah putri seorang Rasul Allah. Salah satu putri, dimana Rasulullah mempunyai 3 anak perempuan lain selain Fatimah, yaitu Rukayah, Umi Kalsum, dan Zainab. Muhammad SAW, hanya mempunyai anak perempuan yang hidup hingga dewasa. Dua anak lelaki meninggal ketika masih kecil.

Hikmahnya, salah satunya kita bisa meneladani pengasuhan dan pendidikan yang langsung diberikan oleh seorang utusan Allah.

Hubungan pernikahan yang harmonis


Kehidupan pernikahan Rasul dengan Khadijah istrinya tak diragukan lagi. Penuh cinta kasih dan kehangatan. Ketaatan dan dukungan Khadijah berbuat cinta yang teramat dalam hingga Khadijah menjadi satu-satunya istri sampai ajalnya tiba.

Anak akan melihat relasi antara kedua orangtuanya. Hubungan pernikahan yang harmonis menjadi amunisi bagi tumbuh kembang anak perempuan. Sementara hubungan yang buruk akan menyebabkan trauma dalam kehidupan anak. Kekerasan yang dilakukan secara fisik maupun psikis berdampak pada diri anak perempuan. Mereka akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang rendah hingga akhirnya cinta diri juga rendah. Efeknya banyak, salah satunya jadi anak yang permisif.

Ayah yang dekat dengan anak perempuan


Meski tugas kerasulan menyita banyak waktu, namun Rasulullah Muhammad SAW tidak melupakan pendidikan terbaik kepada anak - anak perempuannya. Bahkan Rasul sangat perhatian terhadap dunia kanak-kanak. Sebuah teguran beliau berikan pada ibu yang menyentak anaknya dari pangkuan Rasul ketika terlihat sedang buang air kecil.

Rasulullah mengingatkan untuk membangun imaji positif pada diri anak-anak karena imaji negatif akan menciptakan luka persepsi yang berujung pada timbulnya persepsi buruk. Dunia anak-anak harus penuh dengan imaji positif sehingga tidak ada tempat buat persepsi buruk yang akan terbawa hingga dewasa.

Kuatkan ikatan hatinya


Seorang ayah harus bisa mengambil hati anaknya. Kuatkan ikatan hatinya hingga hanya ayah yang menjadi rujukan bagi anak perempuan. Seorang anak perempuan selalu menjadikan ayahnya rujukan akan selalu ingat, "Kata ayahku begini lho". Hingga tidak ada tempat buat yang lainnya. Maka ia tidak akan mudah jatuh cinta dan ia akan menjaga dirinya.

Rasulullah menguatkan ikatan hatinya dengan menyatakan cinta kepada anak-anaknya. Rasulullah mengatakan secara langsung perasan cinta kepada anaknya bahkan sampai diulang 3 kali. Kamulah orang yang paling aku cintai’. Tiga kali beliau mengatakan hal ini di depan mereka.” (HR al Bukhari dalam Shahih-nya no 3574)

Bersikap lemah lembut


Rasulullah menunjukkan sikap yang begitu lembut dan hangat pada sang putri kesayangan. Rasulullah menyambutnya dan mengajaknya duduk di sisi kanan atau kiri. Ini menunjukkan sikap yang manis dan penuh cinta ayah kepada seorang anaknya.

Rasulullah memberi teladan bagaimana berinteraksi dengan anak perempuan dengan selalu bersikap lemah lembut. Membiarkan mereka bermain, bahkan bermain boneka yang tidak bertemu dengan syariat. Rasulullah sering menggendong anak perempuannya, mengusap kepalanya, memanggilnya dengan lembut atau panggilan kesayangan dan mendoakannya. Tidak pernah berkata kasar apalagi memukulnya karena sejatinya jiwa anak perempuan itu lemah jadi harus disentuh dengan kelembutan.

Ternyata ya, mengasuh anak perempuan itu seperti ini yang dicontohkan Nabi. Terlihat sederhana, seperti sering mengelus rambutnya, tapi dampak kedepannya luar biasa. Ya sesuai fitrahnya anak perempuan itu butuh perlindungan dan rasa aman. Dengan sentuhan di kepala, anak akan merasakan perlindungan dari ayahnya.

Penutup


Dari banyaknya kasus anak perempuan yang berperilaku tidak baik, hingga menjatuhkan harga dirinya sejatinya orangtua lah yang harus introspeksi dan melakukan refleksi lagi terhadap pengasuhan yang dilakukan selama ini. Tak ada salahnya, berhenti sejenak untuk menyadari kekurangan, belajar dan mencari teladan yang baik dalam pengasuhan anak perempuan.
Tami Asyifa
Seorang ibu dengan 7 anak, saat ini sedang menikmati menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya tapi tetap produktif. Pendidikan dan literasi adalah bidang yang menarik baginya.

Related Posts

Posting Komentar